PEWARNA PUBLIK MOJOKERTO,- Proyek pembangunan Jalan lingkungan kelurahan Kedundung yang menelan APBD kota Mojokerto tahun 2021 sebesar Rp. 1,4 milyar mulai retak dan ditumbuhi rerumputan hijau. LSM LP2KP DPW Jatim menyorot tahap perencanaan dan pelaksanaan yang diduga tidak mengikuti standart spesifikasi teknis. Kamis (3/11/2022).
Tumbuhnya rerumputan hijau di atas aspal sontak menjadi perhatian LSM LP2KP. Bejo, Kepala Investigasi LP2KP DPW Jatim mencurigai ketebalan aspal dan proses pemadatan basecost di proyek pembangunan jalan ini.
"Kalau ketebalan aspal dan proses pemadatan di setiap lapiran dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis maka rumput dan retak tidak mungkin terjadi," kata pria yang akrab disapa Bejo.
Keretakan permukaan aspal sendiri, lanjut Bejo, diduga akibat turunnya permukaan tanah. Kejadian ini tidak akan terjadi bila sejak dari tahapan perencanaan hingga pelaksanaan semua pihak melakukan tanggung jawabnya.
Bejo menambahkan bahwa tidak ada kejadian alam seperti gempa bumi sepanjang tahun yang memgakibatkan turunnya pemukaan tanah.
"Saya menduga kesalahan ada di konsultan perencana atau di pelaksana, antara merekalah," kata Bejo.
Awak media mencoba melakukan konfirmasi ke perusahan penyedia. Dihubungi lewat pesan aplikasi WhatsApp, Kontraktor mengakui akan melakukan perbaikan.
"Iya mas...sudah ada agenda untuk perbaikan," kata kontraktor penyedia.
Dalam penelusuran Pewarna Publik, proyek pembangunan jalan ini diperkirakan masih dalam tahapan pemeliharaan. Namun yang menjadi sorotan adalah suku cadang yang masuk dalam komponen HPS tampaknya tidak sesuai dengan metode pemeliharaan.
Pasalnya, wilayah aspal yang mengalami keretakan yang memanjang justru ditambal dengan semen. Mungkinkan Semen telah menjadi komponen suku cadang diperhitungkan PPK sewaktu menyusun harga HPS.
(Man)
Tumbuhnya rerumputan hijau di atas aspal sontak menjadi perhatian LSM LP2KP. Bejo, Kepala Investigasi LP2KP DPW Jatim mencurigai ketebalan aspal dan proses pemadatan basecost di proyek pembangunan jalan ini.
"Kalau ketebalan aspal dan proses pemadatan di setiap lapiran dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis maka rumput dan retak tidak mungkin terjadi," kata pria yang akrab disapa Bejo.
Keretakan permukaan aspal sendiri, lanjut Bejo, diduga akibat turunnya permukaan tanah. Kejadian ini tidak akan terjadi bila sejak dari tahapan perencanaan hingga pelaksanaan semua pihak melakukan tanggung jawabnya.
Bejo menambahkan bahwa tidak ada kejadian alam seperti gempa bumi sepanjang tahun yang memgakibatkan turunnya pemukaan tanah.
"Saya menduga kesalahan ada di konsultan perencana atau di pelaksana, antara merekalah," kata Bejo.
Awak media mencoba melakukan konfirmasi ke perusahan penyedia. Dihubungi lewat pesan aplikasi WhatsApp, Kontraktor mengakui akan melakukan perbaikan.
"Iya mas...sudah ada agenda untuk perbaikan," kata kontraktor penyedia.
Dalam penelusuran Pewarna Publik, proyek pembangunan jalan ini diperkirakan masih dalam tahapan pemeliharaan. Namun yang menjadi sorotan adalah suku cadang yang masuk dalam komponen HPS tampaknya tidak sesuai dengan metode pemeliharaan.
Pasalnya, wilayah aspal yang mengalami keretakan yang memanjang justru ditambal dengan semen. Mungkinkan Semen telah menjadi komponen suku cadang diperhitungkan PPK sewaktu menyusun harga HPS.
(Man)