PEWARNA PUBLIK SAMOSIR,- Guna informasi serta perkembangan dan Program Geopark kawasan Danau toba serta tanggapan ketika tim assesor UNESCO untuk merevalidasi objek wisata dan lingkungan hidup Danau Toba sebagai taman bumi (geopark) kelas dunia pada Mei 2023 mendatang, Awak media coba konfirmasi kepada Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, Provinsi Sumatera Utara Mangindar Simbolon, Jum'at 02 Desember 2022
" Horas bo, salam budaya Geopark Kaldera Toba ( GKT). Jadwal revalidasi GKT oleh UNESCO untuk pertama kali adalah tahun ketiga setelah diterima jadi anggota UGGp, rencana antara bulan Mei - Agustus 2023 yang akan datang" .balas Mangindar Simbolon Via WhatsApp
Lebih lanjut Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, Provinsi Sumatera Utara juga menjelaskan bahwa Persiapannya berupa kegiatan merespon 6 rekomendasi UNESCO, Antara lain melakukan sosialisasi dan edukasi di lapangan, pelengkapan papan info dan penunjuk arah ( visibilitas ), menyusun buku panduan "geo-story" dan "geotrail" ( diharapkan bisa dituntaskan kwartal -1 2023, krn anggaran P.APBD 2022 Disbudparsu tidak terkejar ), mengikuti berbagai event geopark nasional , regional, dan global, dan lain lain.
Mangindar Simbolon juga menjelaskan bahwa Memang harus kita hadapi keterbatasan anggaran operasional dari Pemprovsu, namun akan dilakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.salah satunya Pemkab Samosir misalnya akan mendukung perawatan komplek PIG Sigulatti dan pengembangan tananaman konservasi sekaligus bahan konservasi budaya ( seperti. tanaman kapas , "salaon", dan lain lain)
" Untuk pra-revalidasi, telah dilakukan kerjasama dgn tenaga ahli BRIN dan Badan Geologi Bandung , dan MoU serta PKS dgn berbagai pihak,Itulah sepintas persiapan kita, terima kasih h, salam budaya GKT : Njuahnjuah - Mejuahjuah - Horas" Tulis Mangindar Simbolon
Sebelum berita ditayangkan Sabut , 03 Des 2022, Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, Provinsi Sumatera Utara juga menyampaikan bahwa di komplek PIG Sigulatti, dilakukan penanaman perdana tanaman konservasi jenis Kapas dari inisiatif Kepala Dinas Ketapang& Pertanian Kab Samosir( Bu Tumiur Gultom) dan Kadis Budpar Kab Samosir ( Bu Tetti Naibaho )atas dorongan Korbid Konservasi & Lingkungan BP ( Bu Ria ). Tan kapas ini diharapkan menghasilkan serat utk benang pendukung pertenunan Ulos Batak. Berikutnya akan ditanam "salaon" ( indigo) utk bahan pewarna alami Ulos, tanaman angrek , tanaman herbal , dan seterus nya ( Tampu29)